Apa Itu Inflasi? Yuk kita kenali – Nama inflasi sering terdengar dalam dunia ekonomi. Banyak sekali pakar ataupun ahli ekonomi yang menyebutkan kata ini.

Seringkali kita menemukan kata ini pada pemaparan situasi atau kondisi ekonomi terkini. Ataupun anda menemukannya pada mata pelajaran tertentu.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan mengenai Inflation.

Pengertian dari Inflasi

Apa Itu Inflasi

Secara sederhana, inflasi atau inflation adalah peristiwa kenaikan harga barang pada pasar secara serentak dan luas.

Namun, tidak semua kenaikan harga barang dapat anda sebut sebagai inflation. Kenaikan harga ini harus serentak dan luas pada pasar nasional.

Inflation ini terjadi saat nilai mata uang mengalami penurunan. Jadi, inflation juga dapat anda artikan sebagai penurunan nilai mata uang.

Ingat ya yang mengalami penurunan adalah nilai mata uangnya bukan nominalnya. Penurunan nilai mata uang ini dikarenakan uang yang beredar pada masyarakat sangat banyak.

Alhasil nilai mata uang terhadap mata uang lain pun menurun. Jika pada awalnya 1 dollar adalah Rp10.000. Dengan adanya inflasi maka 1 dollar bisa menjadi Rp15.000.

Meskipun terlihat ada kenaikan pada nominalnya. Sebenarnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar mengalami penurunan.

Karena untuk mendapatkan uang sebesar 1 dollar, anda harus mengeluarkan uang seharga Rp15.000. Itu artinya nilai mata uang rupiah mengalami penurunan.

Contoh lain pada kegiatan ekonomi, saat terjadi inflation maka harga barang pada pasar akan naik. Banyak barang yang harganya naik.

Jika pada saat sebelum terjadi inflation, dengan uang Rp20.000 anda bisa membeli beras 2 kilo gram. Setelah adanya inflasi, dan harga barang pun naik.

Maka dengan uang Rp20.000 anda hanya mendapat 1,5 kilo gram beras. Sudah jelas bukan, bahwa inflation ini sangat berhubungan dengan kenaikan harga barang-barang dan penurunan nilai mata uang.

Sehingga mata uang tidak lagi memiliki harga yang tinggi jika anda bandingkan dengan mata uang lain ataupun pada saat membeli barang.

Kebalikan dari inflation adalah deflasi. Deflasi ini penurunan harga-harga pada pasar secara luas dan continue.

Jenis- Jenis

Inflation merupakan kegiatan yang dapat anda ukur tingkat keparahannya. Apakah kenaikan harga tersebut berakibat buruk pada ekonomi ataupun sangat buruk.

Meskipun terkesan memiliki dampak yang negatif, setiap negara memerlukan inflation. Namun, dalam angka yang masih terkendali.

Berikut jenis-jenis inflation.

1 Berdasarkan Tingkat Persentase Harga

Berdasarkan persentase kenaikan harga yang terjadi pada pengukuran kenaikan tiap tahunnya, inflation terbagi menjadi 4. Yaitu tingkat ringan, sedang, berat, dan tingkat tidak terkendali.

Pada inflasi tingkat ringan, kenaikan harga barang pada pasar masih berkisar dibawah 10% per tahun. Sedangkan pada tingkat sedang, kenaikan harga barang berkisar antara 10% – 30% tiap tahunnya.

Kenaikan harga yang tergolong tingkat berat yaitu kisaran 30% sampai dengan 100% tiap tahunnya. Kondisi ini termasuk tinggkat yang paling parah dan dapat berakibat pada penurunan minat masyarakat untuk menabung.

Sebab dengan kenaikan harga barang yang tinggi pada kegiatan ekonomi dapat berdampak pada suku bunga tabungan yang kecil.

Selain dari tingkat berat, ada inflation dengan tingkat kenaikan yang tidak terkendali yaitu pada angka 100% tiap tahunnya.

2 Berdasarkan Asal Penyebab

Inflation memiliki penyebab atau pemicu tertentu sehingga nilai mata uang dapat menurun. Nah, berdasarkan asal penyebabnya ini ada dua jenis inflation.

Pertama ada penyebab yang berasal dari dalam negeri atau domestik. Misalnya, pada saat terjadi defisit anggaran.

Karena kekurangan anggaran, maka pemerintah akan memerintahkan bank Indonesia untuk mencetak uang lebih banyak untuk menutupi defisit tersebut.

Dengan beredarnya uang yang banyak, inflation dapat terjadi pada ekonomi nasional.

Kedua, penyebab yang berasal dari luar negeri. Jika terjadi inflasi di luar negeri. Maka, negara yang sedang berkembang akan terkena dampaknya.

Kenapa? Sebab negara berkembang seringkali menggunakan bahan baku produksi dari luar negeri. Sehingga, apabila terjadi kenaikan harga pada pasar luar negeri.

Bahan baku tersebut naik harganya, maka barang yang mereka produksi dalam negeri dapat mengalami kenaikan pula.

Dengan kondisi banyaknya perusahaan industri yang menggunakan bahan baku dari luar negeri. Maka, inflation dapat terjadi pada pasar dalam negeri.

Itulah pentingnya untuk menggunakan bahan baku yang berasal dari dalam negeri saja.

3 Berdasarkan Sifat Laju

Kenaikan harga memiliki sifat tertentu yang menandai kecepatan kenaikan. Berdasarkan laju kenaikannya, inflation terbagi menjadi 3.

Ada inflasi merayap, menengah, dan tinggi. Pada tingkat merayap atau creeping inflation kenaikan harga cenderung lambat dan relatif sedikit.

Artinya, inflasi yang terjadi tergolong kecil dan masih terkendali dengan jangka waktu yang panjang. Kedua, tingkat menengah atau galloping inflation.

Kenaikan harga pada tingkat mengah memiliki kecenderungan kenaikan harga yang relatif tinggi tapi dalam jangka waktu pendek. Misalnya kenaikan perminggu atau per bulan.

Terakhir yaitu hyper inflation atau tingkat tinggi. Tingkat ini merupakan tingkat kenaikan harga pada kegiatan ekonomi yang paling parah.

Untuk mengendalikannya pun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Biasanya kondisi ini terjadi apabila negara mengalami peperangan dan mengharuskan bank mencetak uang lebih banyak.

Penyebab Terjadi Inflasi

Inflasi tidak serta merta terjadi begitu saja. Peristiwa ini dapat terjadi akibat dari suatu peristiwa tertentu yang memicu kenaikan harga secara serentak.

Berikut adalah beberapa penyebab atau pemicu terjadinya kenaikan harga pada kegiatan ekonomi.

Pertama yaitu demand pull inflation atau penyebab yang berasal dari tingginya permintaan pada pasar.

Sesuai dengan keseimbangan harga pasar yang berlaku yaitu apabila permintaan naik, maka harga pun ikut naik.

Jika pada sebuah pasar yang berisi kegiatan ekonomi tersebut, permintaan terhadap berbagai barang mengalami peningkatan secara bersamaan.

Dan permintaan tersebut lebih tinggi dari tingkat penawarannya, maka harga pada pasar akan naik secara bersamaan.

Dengan tingginya angka permintaan tersebut, akan berakibat pada kenaikan harga secara nasional. Kenaikan ini pun dapat menyebabkan terjadinya inflasi.

Kedua, cost push inflation yaitu penyebab yang berasal dari kenaikan biaya produksi maupun faktor-faktor produksi.

Misalnya kenaikan bahan baku tertentu, yang banyak digunakan pada berbagai industri dalam negeri. Maka, harga barang yang dijual pada pasar akan mengalami kenaikan loh.

Kenaikan ini pun dapat menyebabkan terjadinya inflasi. Selain itu, kelangkaan juga termasuk pada cost push inflation.

Ketiga, penyebab yang berasal dari ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan saat terjadi kelangkaan suatu barang.

Contohnya pada kelangkaaan barang substitusi atau barang pengganti.

Dampak Terhadap Kegiatan Perekonomian

Kenaikan harga barang akan berdampak positif maupun negatif terhadap kegiatan perekonomian suatu negara.

Dampak positif yang dapat anda rasakan adalah pada saat inflasi lunak. Dengan peristiwa ini, seorang pengusaha dapat mempeluas perusahaannya.

Sebab dengan kenaikan harga, seorang pengusaha akan memiliki keuntungan yang cukup untuk membuka perusahaan baru. Yang nantinya akan menyerap tenaga kerja.

Dampak negatif yang paling terasa ketika laju inflasi tidak dapat dikendalikan yaitu pada pendapatan. Bagi orang yang memiliki pendapatan tetap.

Inflation dapat menjadi mimpi buruk yang mempersulit kegiatan ekonomi. Jika biasanya dengan pendapatan tersebut mereka dapat menikmati 20 kilo gram beras.

Sebab dengan adanya kenaikan harga, maka dengan pendapatan yang masih tetap atau sama. Mereka hanya dapat menikmati 15 kilo gram beras. Akibat dari kenaikan tersebut.

Inflation juga akan sangat berdampak pada pasar valuta asing. Yang mana mata uang rupiah seperti kehilangan nilainya pada mata uang lain.

Alhasil, banyak investor yang merasa rugi. Sebab mereka harus mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli mata uang lain.

Dampak lain pun akan berpengaruh pada minat masyarakat untuk menabung. Biasanya masyarakat senang menbung pada bank yang memberikan suku bunga tinggi.

Peristiwa ini akan mempengaruhi suku bunga menjadi kecil. Otomatis, minat masyarakat untuk menabung menjadi berkurang.

Indikator Pengukur Angka Inflasi

Untuk mengukur angka inflation, ada tiga indikator yang dapat anda gunakan yaitu:

Pertama, ada Indeks Harga Konsumen atau IHK. Indeks ini menunjukkan harga barang dan jasa yang masyarakat konsumsi dalam satu periode tertentu.

Kedua, Indeks Harga Perdagangan Besar atau IHPB. Jika indeks harga konsumen menunjukkan harga barang akhir yang dikonsumsi masyarakat.

Pada IHPB menunjukkan harga barang mentah dan barang setngah jadi.

Terakhir, GDP Deflator. GDP ini menunjukkan perbandingan pertumbuhan ekonomi pada nominal dengan pertumbuhan riil.

Untuk menghitung laju inflation, dengan rumus = IHK tahun sekarang – IHK Sebelumnya / IHK Sebelumnya x 100 %.

Strategi Mengatasi Inflation (Inflasi)

Ada beberapa cara untuk mengatasi inflasi yang terjadi. Dimulai dari kebijakan moneter dan fiskal serta kebijakan lainnya.

Dalam kebijakan moneter, bank akan mengatur uang yang beredar pada masyarakat. Bank juga akan menetapkan persediaan uang dengan skema tertentu untuk mengendalikan laju inflation.

Peraturan ini akan membatasi uang yang dicetak oleh bank sentral. Perputaran uang pun akan lebih terkendali.

Selain itu, bank juga akan menerapkan kebijakan diskonto yaitu menaikkan suku bunga. Dengan kenaikan suku bunga, harapannya minat masyarakat untuk menabung akan meningkat.

Dengan banyaknya masyarakat yang menabung akan meningkatkan fungsi saving. Sebagai pengetahuan tambahan, negara yang memiliki fungsi saving dan investasi tinggi berpotensi menjadi negara maju.

Untuk mengurangi jumlah uang yang terlanjur beredar pada masyarakat, bank dapat menyebarkan instrumen lain yaitu surat surat berharga atau marketable securities.

Contohnya adalah surat utang negara (SUN), saham bank, dan obligasi. Dengan begitu, uang yang beredar akan berkurang.

Sebab masyarakat membeli surat-surat tersebut, otomatis uang pun akan tersimpan pada bank sebagai investasi.

Dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah harus menghemat pengeluaran dalam anggaran negara. Seperti yang kita tahu, apabila pemerintah mengalami defisit sangat beresiko terkena inflation.

Menghemat pengeluaran dapat mengakibatkan belanja masyarakat kurang. Dengan begitu, permintaan terhadap barang dan jasa pada pasar akan terkendali. Lebih tepatnya akan tertekan.

Ada pula kebijakan dalam pajak. Artinya, dengan kenaikan tarif pajak maka masyarakat akan mengurangi konsumsi. Sehingga permintaan tetap terkendali denganan baik.

Kebijakan lainnya yaitu pada harga barang atau jasa secara langsung. Pemerintah dapat melakukan pembatasan pada harga atau menerapkan kebijakan harga maksimum pada barang dan jasa yang ada di pasar.

Itulah ulasan mengenai inflation secara lengkap, terimakasih.

Bagikan: